Kamis, 26 Maret 2015

SEJARAH KEJAYAAN SINGASARI DAN KITAB PARA DATU

Judul Buku           : Sejarah Kejayaan Singasari Dan Kitab Para Datu
Pengarang            : Krisna Bayu Adji Dan Sriwintala Achmad       
Penerbit                : Araska                                  
Tahun Terbit        : 2006.
Tempat Terbit      : Jl. Imogiri Barat - Bantul - Yogyakarta
Tebal                    : 220

Pada tahun 1024, airlangga turun tahta. Bukan karena di kudeta oleh pihak yang bersebrangan atau diserang  musuh dari negara lain, namun karena panggilan hidupnya menjadi seorang petapa. Pada saat itulah , airlangga berhasrat menobatkan sanggrawawijaya tunggadewa sebagai raja namun menurut prasasti cane (1021) dan prasasti turun hyang (1035) hasrat itu ditolak oleh sang putri. Sebagaimana ayahnya, sang gramawijaya lebih memilih jalan hidup sebagai petapa dengan gelar dewi kalisuci ketimbang sebagai raja.
            Semasa pemerintahan kamesywara, kerajaan kadiri dibilang maju (terutama dibidang kesusastraan). Pada saat itulah, muncullah seorang  punjangga bernama mpu dharmaja. Melalui mpu dharmaja, kekawin smaradahana yang berisikan kisah tentang kelahiran ganesha (dewa berkepala gajah yang kemudian mnjadi lambing kadiri) itu diciptakan.
            Terdapat satu sumber yang mengatakan bahwa jayabhaya yang memerintah kadiri dari tahun 1135 hingga 1159 tersebut  telah menikah dengan dewi sara. Hasil pernikahan dengan dewi sara, jayabhaya memiliki putra bernama jaya amijaya, dewi pramesti, dewi pramuni,  serta dewi sasanti. Jaya amijaya kelak menurunkan raja-raja ditanah jawa (raja-raja majapahit dan matarambaru). Sementara dewi pramesti yang menikah dengan astradarma ( raja yawastina) kelak melahirkan anglingdarma (raja walawapati).
            Menurut  catatan sebagian besar sejarawan, kertajaya dikenal sebagai raja yang bersifat  pongah atau tinggi hati. Menjelang akhir masa pemerintahannya, kertajaya yang dikenal sebagai dandang gendis itu minta disembah oleh para pendeta hindudan buddha. Namun keinginannya itu ditolak oleh seluruh pendeta, sekalipun dandang gendis menunjukan kesaktianya dengan duduk dipucuk tombak yang dipancangkan  diatas tanah.
            Bila dibenturkan dengan serat pararaton sendiri yang menyebutkan bahwa apanji tohjaya tidak mati lantaran keris mpu gandring, melainkan melalui tombak hinggai ia melarikan diri dan tewas didesa katanglumbang (pasuruan), maka kutukan mpu gandring tidak memenuhi kebenaranya. Disinilah letak dari salah satu kelemahan serat pararaton itu. Kelemahan lain dari pararaton di tunjukan oleh C.C BERG, dimana serat pararaton cenderung sebagai teks yang bersifat supranatural dan ahistoris. Bukan mencatat sejarah masa silam, melainkan memprediksi tentang masa depan. Sementara J.J RAS menuturkan, bahwa serat pararton ditulis sekedar melegatiminasi kekeuasaan raja.
            Ketika menjabat sebagai raja, ken arok yang berpremaisurikan ken dedes itu menggunakan nama gelar ranggah rajasa sang girinathapura (nagarakretagama) atau sri rajasa bhatara sang amurwabumi (pararaton). Sebagai raja yang bergelar sang awurwabumi, kenarok memiliki sifat bhairawa anoraga. Perkasa secara fisik dan lembut secara spiritual, serta selalu membumi ( bhumi sparsa mudra). Dalam pengertian lain, kepemimpinan ken arok  tetap berorientasi pada kerakyatan yang setia pada janji, berwatak tabah, kokoh, toleran, dan senantiasa bersifat social.
            Tidak satu pun prasasti yang menyebutan nama anusapati. Hanya candi kidal yang menyebutkan bahwa anusapati dikenal sebagai siwa. Melalui data sejarah tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa siwa bukan sekedar mengacu pada ken arok, namun pula anusapati. Di samping candi kidal, nama anusapati ditemukan dalam serat pararaton. Putra akuwu tunggal ametung  dan ken dedes yang tewas ditangan mapanji tohjaya sewaktu ia bersabung  jago.
            Semasa pemerinthannya, ranggawuni telah memindahkan ibukota kerajaan tumapel (singasari) dari kotaraja ke singosari. Seiring berjalannya waktu, nama kerajaan sigasari lebih dikenal ketimbang kerajaan tumapel.
            Selain melibatkan pasukan jaran guyang, pemberontkan jayakatwang mendapatkan dukungan dari patih kebo mundarang dan ardharja ( putra jayakatwang dan sekaligus sebagai menantu kertanegara). Tidak seperti pemberontakan-pemberontakan seelumnya. Pemberontakan  jayakatwang menunai hasil gemilang. Bahkan melalui jayakatwang, kertanegara yang tengah berpesta minuman keras itu dapat dibunuhnya. Raja singasari itu tewas bersama mpu raganata, patih kebo anengah, panji aragani, serta wirakreti. Sementara raden wijaya sendiri kemudian melarikan diri kesumeneb.
            Terbunuhnya jayakatwang pada tahun 1293 merupakan tanda masa berakhirnya kerajaan singasari. Pada tahun yang sama, raden wijaya yang mendapatkan dukungan dari lembu sora,nambi, ranggalawe, dan tokoh-tokoh lainnya kemudian mendirikan kerajaan baru di hutan tarik dengan nama majapahit. Nama kerajaan itu bersumber dari buah maja yang berasa pahit.
            Semasa pemerintahan girindrawadhana atau dyah ranawijaya  (1486-1527), terjadilah perebutan hegemoni sebagai pewaris majapahit antara giridrawardhana dan raden patah (kesultanan demak).sesudah girindrawardhana gugur sast terjadi peperangan antara majapahit dengan demak yang dipimpin oleh sultan trenggana itu, mahapahit mengalami keuntuhannya.
            Terdapat ajaran baru yang tersirat di dalam kitab para datu. Ajaran tersebut adalah becik ketitik, ala ketara,  artinya siapa yang berbuat kebajikan atau kejahatan bakal kelihatan di kemudian. Karenanya, jasa besar bekel jaka mada atas penyelamatan jayanegara dan keluarga majapahit dari ancaman ra kuti akan berbuah manis .dimana saat pemerintahan dyah gitarja (tribhuwana wijayatunggadewi) bekel jaka mada diangkat sebagia patih amangkubumi dengan gelar gajah mada. Namun melalui kecerobohannya yang menimbulkan perang  bubat, gajah mada akhirnya disingkirkan oleh hayam wuruk dari istana majapahit.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar